Rabu, 30 November 2011

FIBERGLASS DAN POLYURETHANE

Pengenalan Alat dan Bahan
            Sebelum memulai kreasi sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu alat dan bahan yang akan kita gunakan agar jelas fungsi dan peruntukannya.

I.      Fiberglass.
Istilah fiberglass  umumnya digunakan untuk suatu produk baik lembaran maupun masif berserat menggunakan bahan dasar resin. Proses pembuatan fiberglass itu sendiri melalui beberapa proses dan membutuhkan alat dan bahan yang lainnya.
Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam bahan, 6 macam sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing, diantaranya : erosil, pigmen, resin, katalis, talk, mat, Ropping, aseton, PVA, mirror,cobalt, dan dempul.

A.     BAHAN
Alat dan bahan yang umum dibutuhkan dalam proses pembuatan fiberglass :


1.    Erosil
Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayi berwarna putih. Berfungsi sebagai perekat mat agar fiberglass menjadikuat dan tidak mudah patah/pecah.

2.    Resin
Berbentuk cairan kental, bening sedikit berwarna merah/hijau. Resin mempunyai beberapa type dari yang keruh, berwarna hingga yang bening dengan berbagai kelebihannya seperti kekerasan, lentur, kekuatan dll. Selain itu harganyapun bervariasi.
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening.Berfungsi untuk mengencerkan semua bahan yang akan dicampur. Resin mempunyai beberapa tipe dari yang keruh, berwarna hingga yang bening dengan berbagai kelebihannya seperti kekerasan, lentur, kekuatan dan lain-lain. Selain itu harganya-pun bervariasi.

3.    Katalis
Katalis berbentuk cairan jernih dengan bau menyengat. Fungsinya sebagai katalisator agar resin lebih cepat mengeras. Penambahan katalis ini cukup sedikit saja tergantung pada jenis resin yang digunakan. Selain itu umur resin juga mempengaruhi jumlah katalis yang digunakan. Artinya resin yang sudah lama dan mengental akan membutuhkan katalis lebih sedikit bila dibandingkan dengan resin baru yang masih encer.
Katalis berbentuk cairan jernih dengan bau menyengat. Fungsinya sebagai katalisator agar resin lebih cepat mengeras. Penambahan katalis ini cukup sedikit saja tergantung pada jenis resin yang digunakan. Selain itu umur resin juga mempengaruhi jumlah katalis yang digunakan. Artinya resin yang sudah lama dan mengental akan membutuhkan katalis lebih sedikit bila dibandingkan dengan resin baru yang masih encer. Zat kimia ini biasanya dijual bersamaan dengan resin. Perbandingannya adalah resin 1 liter dan katalisnya 1/40 liter.

4.    Matt
Matt adalah sebutan untuk serat (fiber) yang berwarna putih dengan susunan tidak beraturan. Fungsinya sebagai penguat resin terutama pada pembuatan lembaran agar tidak mudah retak/pecah.Matt ini juga digunakan sebagai pelapis agar lapisan fiberglass menjadi tebal.
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari model anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar dan jarang-jarang. Berfungsi sebagai pelapis campuran/adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia tersebut bersenyawa dan mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya. Akibatnya fiberglass menjadi kuat dan tidak getas.


5.    Ropping
Istilah ropping digunakan untuk serat halus berwarna putih yang susunannya beraturan seperti serat pada karung. Ropping berbentuk lebih tebal dan lebih kuat dari matt. Dalam aplikasinya lebih banyak digunakan untuk membuat body kapal atau yang membutuhkan kekuatan ekstra.

6.    Talc 
Talc berbentuk serbuk putih seperti bedak yang dicampurkan dengan resin berfungsi seperti dempul. Aplikasi dempul resin ini bisa digunakan untuk penghalus permukaan fiber atau sebaliknya untuk membuat detil dalam relief.
Sesuai dengan namanya, bahan ini berupa bubuk berwarna putih seperti sagu. Berfungsi sebagai campuran adonan fiberglass agar keras dan agak lentur.


7.    Pigmen
Pigmen adalah pewarna resin berupa pasta. Penggunaannya harus dicampur dengan resin terlebih dahulu. Warna pigmen bermacam-macam tetapi untuk pembuatan rockwork sebaiknya digunakan warna dasar (hitam, putih, merah, biru dan kuning). Dengan pencampuran warna dasar ini bisa menghasilkan variasi warna yang tidak terhingga.
Pigment adalah zat pewarna saat bahan fiberglass dicampur. Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya pemilihan warna untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.

8.    Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan berfungsi sebagai bahan aktif pencampur katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya kurang baik dan terlalu encer. Bahan ini dikategorikan sebagai penyempurna, sebab tidak semua bengkel menggunakannya.
Hal ini tergantung pada kebutuhan pembuat dan kualitas resin yang digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur dengan 3 liter katalis. Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan api.


9.    PVA
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus. Berfungsi untuk melapis antara master mal/cetakan dengan bahan fibreglass. Tujuannya adalah agar kedua bahan tersebut tidak saling menempel, sehingga fiberglass hasil cetakan dapat dilepas dengan mudah dari master mal atau cetakannya.

10. Dempul
Setelah hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan yang tidak rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan.Tujuannya agar permukaan fiberglass hasil cetakan menjadi lebih halus dan rata sehingga siap dilakukan pengecatan.

11. Mirror
Sesuai namanya, manfaatnya hampir sama dengan PVA, yaitu menimbulkan efek licin. Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna bermacam-macam. Apabila PVA dan mirror tidak tersedia, perajin/pembuat fiberglass dapat memanfaatkan cairan pembersih lantai yang dijual bebas di mall/ toserba.

12. Aceton.
Alat yang digunakan sebaiknya dicuci dengan aceton agar bisa digunakan lagi. Aceton juga bisa digunakan sebagai pengencer pada resin lama yang sudah mengental.
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya yaitu untuk mencairkan resin. Zat ini digunakan apabila resin terlalu kental yang akan mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama keringnya.


Selain aceton  bisa digunakan MIBK (methyl iso-buthyl keton) yang penguapannya lebih lama tetapi kurang baik untuk pengencer.

B.    PERALATAN.
Alat yang digunakan untuk pekerjaan fiberglass antara lain.
·         Wadah, untuk tempat mencampur resin dan mencuci alat.
·         Pengaduk untuk resin dan pengambil pigmen.
·         Kuas, untuk meratakan resin pada permukaan yang di lapis.
·         Masker, untuk menghindari masuknya zat kimia berbahaya, bau menyengat, serbuk/serat halus dll.
·         Kain lap, untuk membersihkan kotoran/ceceran resin.
·         Alat tambahan lain seperti gergaji, gunting, gerinda dll mungkin dibutuhkan dalam beberapa jenis pekerjaan.

C.    PEMBUATAN FIBERGLASS
Proses pembuatan fiberglass dapat diklasifikasikan menjadi 3 tahapan, yaitu :
(a) membuat master cetakan
(b) membuat fiberglass hasil
(c) finishing atau penyempurnaan.
Sebagai gambaran misalnya akan dibuat sebuah tutup bumper belakang mobil.
a. Pembuatan master cetakan
Membuat master cetakan merupakan langkah awal dari pembuatan fiberglass. Ada dua pilihan bahan yang akan digunakan untuk membuat master cetakan, yakni bahan dari gips dan bahan dari fiberglass.
Masing- masing bahan master cetakan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Pembuatan master cetakan dari bahan gips akan lebih mudah dikerjakan, dan saat pelepasan fiberglass hasil dari master cetakannya mudah dilakukan, bahkan dapat dilakukan dengan merusak master cetakannya. Di samping itu harganyapun relatif lebih murah.
Kekurangannya adalah konstruksinya rapuh dan hanya dapat dipakai sekali saja. Untuk bahan master cetakan dari fiberglass memang harganya lebih mahal. Di samping itu proses pembuatan master cetakan dan proses pelepasan fiberglass hasil dari master cetakan lebih sulit dikerjakan.
Kelebihannya adalah konstruksinya lebih kuat/tidak mudah patah dan master cetakannya dapat dipergunakan beberapa kali. Oleh karena itu, dalam membuat master cetakan pembuat fiberglass lebih senang menggunakan bahan dari fiberglass juga. Dengan demikian yang akan dibahas di sini adalah membuat master cetakan dari bahan fiberglass. Proses pembuatannya sebagai berikut :
1)     Membuat mal cetakan Membuat mal cetakan dapat dilakukan dengan cara membuat tutup bumper dengan kertas karton yang ukuran dan bentuknya sama persis dengan ukuran dan bentuk aslinya. Apabila tersedia bentuk asli tutup bumper (tentunya yang sudah tidak terpakai), maka bentuk asli tutup bumper ini dapat dimanfaatkan sebagai mal.
2)     Melapisi mal tersebut dengan PVA atau mirror.Apabila bahan ini tidak tersedia maka dapat menggunakan cairan pembersih lantai.
3)     Menyiapkan wadah sebagai tempat adonan fiberglass berupa kaleng bekas oli atau kaleng bekas cat, yang penting keadaannya bersih.
4)     Membuat adonan fiberglass dengan cara mencampur jadi satu talk, resin, dan katalis. Aduk dengan cepat bahan-bahan ini hingga merata, kalau kelamaan dapat mengeras duluan.
5)     Selanjutnya adonan fiberglass diulaskan dengan cepat pada mal sebelah luar dan ditunggu sampai kering. Agar cepat kering dapat dijemur di terik matahari.
6)     Memasang/menempatkan mat pada permukaan lapisan adonan fiberglass. Ukuran mat menyesuaikan bentuk mal.
7)     Menyiapkan adonan fiberglass lagi, dan diulaskan kembali di atas lapisan mat dengan cepat serta ditunggu sampai kering.
8)     Apabila lapisan fiberglass sudah kering, master cetakan dapat dilepas dari mal-nya dan siap digunakan sebagai cetakan fiberglass.Agar dapat dihasilkan kualitas fiberglass yang kuat, campuran bahan untuk master cetakan harus lebih tebal daripada fiberglass hasil, yaitu sekitar 2 – 3 mm atau dilakukan 3 – 4 kali pelapisan.
b. Pembuatan fiberglass hasil
Apabila master cetakan sudah dibuat, maka proses pembuatan fiberglass hasil dapat dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1)     Menyiapkan master cetakan.
2)     Menyiapkan wadah sebagai tempat adonan fiberglass berupa kaleng bekas oli/ kaleng bekas cat/mangkuk, yang penting keadaannya bersih.
3)     Resin sejumlah 1,5 – 2 liter dicampur dengan talk dan diaduk rata.
4)     Apabila campuran yang terjadi terlalu kental maka perlu ditambahkan katalis. Penggunaan katalis harus sesuai dengan perbandingan 1 : 1/40. Oleh karena itu apabila resinnya 2 liter, maka katalis-nya 50 cc.
5)     Selanjutnya ditambahkan erosil antara 400 – 500 gram pada campuran tersebut dan pigmen atau zat pewarna.
6)     Apabila semua campuran ter-sebut diaduk masih terlalu kental, maka perlu ditambah-kan katalis dan apabila campurannya terlalu encer dapat ditambahkan aseton. Pemberian banyak sedikitnya katalis akan mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pengeringan. Pada cuaca yang dingin akan dibutuhkan katalis yang lebih banyak.
7)     Setelah campuran bahan dasar dibuat, langkah berikutnya yaitu memoles permukaan master cetakan pada bagian dalam dengan mirror (sebagai pelicin dan pengkilap) dan dilakukan memutar sampai lapisannya benar-benar merata.
8)     Agar didapatkan hasil yang lebih baik, perlu ditunggu beberapa menit sampai pelicin tersebut menjadi kering. Untuk mempercepat proses pengeringan, dapat dijemur di terik matahari.
9)     Apabila mirror sudah terserap, permukaan cetakan dapat dilap dengan menggunakan kain bersih hingga mengkilap.
10)  Permukaan cetakan diolesi PVA untuk menjaga agar permukaan cetakan tidak lengket dengan fiberglass hasil. Apabila mirror dan PVA tidak tersedia, dapat digunakan cairan pembersih lantai sebagai gantinya.
11)  Mengoleskan permukaan cetakan dengan adonan/ campuran dasar sampai merata, dan ditunggu sampai setengah kering. Seperti langkah sebelumnya, yakni untuk mempercepat proses pengeringan, dapat dijemur di terik matahari.
12)  Selanjutnya di atas campuran yang telah dioleskan dapat diberi selembar mat sesuai dengan kebutuhan. Tentu saja ukuran mat harus menyesuaikan dengan ukuran dan bentuk cetakan.
13)  Selanjutnya di atas mat tersebut dilapisi lagi dengan adonan dasar. Untuk menghindari adanya gelembung, pengolesan adonan dasar dilakukan sambil ditekan, sebab gelembung akan mengakibatkan fiberglass mudah keropos. Jumlah pelapisan adonan dasar disesuaikan dengan keperluan, makin tebal lapisan maka akan makin kuat daya tahannya.
14)  Selain itu sebagai penguat dapat ditambahkan tulangan besi atau tripleks, terutama untuk bagian yang lebar. Tujuannya adalah agar hasilnya tidak mengalami kebengkokan.
15)  Pelepasan fiberglass hasil dilakukan apabila lapisan adonan tersebut sudah kering dan mengeras, sebab apabila dilepas sebelum kering dapat terjadi penyusutan.

c. Langkah finishing
Pada langkah finishing, langkah pertama yang dilakukan yaitu merapikan fiberglass setelah dilepaskan dari master cetakannya dengan menggunakan gergaji, gunting, atau gerinda.
Apabila fiberglass hasil telah rapi dapat dilakukan proses pengamplasan permukaan, pendempulan, dan pengecatan fiberglass, sesuai dengan warna yang diinginkan
Perhatian !!
Bahan Resin/fiberglass dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan jaringan berlendir. Resin juga bersifat carsinogenic.

II.   Polyurethane.

Polyurethane terdiri dari bahan dasar (A) dan hardener (B). Bahan A kental seperti oli berwarna coklat muda bening dan bahan B juga kental tetapi berwarna hitam. Aplikasinya dengan mencampur kedua bahan tersebut dengan perbandingan 1 : 1.
Kemudian di aduk hingga rata dan segera di oleskan/di ratakan pada permukaan. Dalam waktu sekitar satu menit akan terlihat mulai berkembang dengan terbentuknya busa. Campuran yang kekurangan bahan A akan menyebabkan hasil yang getas dan kekurangan bahan B hasilnya menjadi lunak. Perbandingan volume hasil akhirnya mencapai sekitar 10 kali lipat dari volume asal.
Polyurethane ini akan melekat pada banyak permukaan sehingga usahakan jangan sampai ada yang tercecer.
Bila diperlukan polyurethane ini dapat di ukir dengan pisau/cutter untuk membentuk sesuai dengan keinginan. Bahan ini juga lebih kuat dibandingkan dengan styrofoam baik dalam hal kekerasan juga terhadap bahan kimia.

2 komentar:

  1. sangat menarik dan bermanfaat infonya thx..kunjungi juga http://www.ahlibeton.co.id/2015/09/epoxy-lantai.html untuk epoxy lantai

    BalasHapus

Polaris.Co.Ltd Polaris.Co.Ltd

SMS Free


FreeSMS



  © Copy Right and Design by Polaris.Co.Ltd 2011